Disadari atau tidak, pengguna internet akhirnya akan memiliki akun di beberapa social media. Apakah social media yang seragam ataupun berbeda. Ketika muncul salah satu social media baru, maka netizen akan mengamankan akunnya pada media sosial baru tersebut.
Yang kemudian menjadi masalah adalah, dengan adanya akun di beberapa media sosial, malah justru akan membuat sampah akun semakin banyak. Karena tak jarang, ketika pada awalnya niat kita adalah menyelamatkan akun yang menjadi brand kita, ujung-ujungnya media sosial tersebut tidak akan terurus seluruhnya. Tak jarang, dari 5 akun di media sosial yang berbeda, kita hanya akan bertahan pada satu atau dua akun saja. Sisanya, tidak aktif dan menjadi sampah akun.
Kemudian, solusi masalah muncul. Kita bisa membagikan posting langsung ke beberapa media sosial dengan hanya menuliskannya pada satu saja dari media sosial tersebut. Crossposting. Fasilitas untuk melakukan lintas posting ini memang disediakan oleh hampir semua media sosial, termasuk blog. Contoh, dengan posting sebuah foto di instagram, maka kita juga sekaligus bisa membagikannya ke banyak sosial media sekaligus dengan sekali klik saja. Maka, seluruh media sosial kita akan mem-posting foto yang sama.
Apakah kemudian fasilitas crossposting akhirnya menjadi sebuah solusi? Bagi sebagian orang mungkin iya. Apalagi tipe orang pemalas macam saya yang lebih suka menyelamatkan akun daripada memeliharanya. Tetapi, bagi yang lainnya, mungkin saja crossposting itu menjadi sangat mengganggu. Ketika kita berteman dengan satu orang di hampir semua media sosial yang kita ikuti, lalu kemudian posting tersebut muncul pada semua media sosial tersebut, mungkin akan membuat kita bosan dengan posting yang itu itu saja. Sehingga, kemudian kita tergerak untuk unfriend atau unfollow dan hanya berteman pada satu atau dua akun saja. Tentu saja itu akan menjadi masalah. Masyarakat kita belum terlalu pintar untuk menyikapi bahwa dunia maya tak seharusnya dibawa-bawa ke dunia nyata. Kita kadang berpikir, bahwa unfriend di media sosial, maka akan berperkara di dunia nyata. Padahal, alasannya hanya karena kita malas melihat sebuah posting yang sama pada banyak media sosial sekaligus.
Maka, cara saya untuk menyikapi crossposting yang mungkin bisa mendatangkan masalah bagi teman-teman di media sosial, saya akan menyaring mana posting yang kira-kira akan saya bagikan secara bersamaan, mana posting yang seharusnya hanya muncul pada satu akun saja. Dengan begitu, semoga saya tidak membuat teman-teman saya menjadi bosan berteman dengan saya di media sosial.