Kerja Apa?

Saya menikah belum lama, baru juga 4 bulanan. Kalo kata orang sih, lagi manis-manisnya hahaha…. Nggak begitu juga sih, yang namanya masalah sih selalu ada, cuma karena si abang juga orangnya easy going, masalah nggak pernah dibikin berlarut-larut. Diselesaikan saat itu juga. Mungkin karena dia juga mulai mengerti sifat saya yang keras, egois dan mau menang sendiri ini (jelek kali), ya banyakan mengalahnya itu ada di porsinya dia 😛

Dan setiap hari, si abang nggak pernah alpa mengantar jemput saya kerja. Dengan celana pendek. Lalu pulang ke rumah. Begitu setiap hari. Sampai akhirnya beberapa tetangga penasaran. “Ini suaminya si Wirda kerja apaan sih? Apa cuma numpang hidup sama mertua?” Begitu mungkin pertanyaan yang terlintas di pikiran mereka. Lalu, akhirnya ada yang benar-benar penasaran. Pulang mengantar saya bekerja, si abang pergi ke Indoma**t. Lalu melewati tetangga yang sedang duduk didepan rumahnya, sambil menyapa si abang “Loh, nggak kerja?” Akhirnya, pertanyaan itu terlontar juga. Dan dijawab sambil senyum “Mau ke Indoma**t, beli vitamin.” Duenggg… jawaban yang nggak nyambung sama sekali 😀

Wajar sih memang, kalau ada yang penasaran. Biasanya, kalau orang berangkat kerja kan dari pagi, pulang sore/malam. Saya sendiri begitu, pergi pagi, pulang sore, kadang malam kalau ada jadwal mengajar. Nah, si abang, disaat semua orang sedang kerja, dia malah nyantai. Tapi kadang, disaat orang lagi nyantai, justru dia yang kerja.

Jam kerjanya memang nggak teratur. Abang punya darah seni dialiran darahnya. Pernah diingkari, tapi akhirnya kembali ke habitatnya. Awal-awal datang ke Medan, abang sempat kerja di kantoran. Merasa nggak pernah nyaman diperintah-perintah, akhirnya memutuskan untuk kembali menekuni dunianya, sampai sekarang. Dan Alhamdulillah, itu yang jadi sumber pencariannya sekarang.

Setiap hari, dengan jam kerja yang nggak teratur, si abang nenteng gitar memenuhi jadwalnya datang ke rumah anak didiknya untuk mengajar mereka gitar klasik. Privat. Dan dia menikmati apa yang dilakukannya. Menyalurkan minatnya, lalu mendapat penghasilan dari situ. Toh, dia tak sendiri. Banyak orang-orang lain yang lebih memilih untuk bekerja mengikuti passion-nya. Awalnya memang sulit. Segala sesuatu yang tak lazim, memang tak pernah mudah. Tapi sekarang, dengan gitarnya justru abang bisa menafkahi saya dan mengirimkan penghasilannya kepada orang tuanya di kampung.

Lalu, ketika beberapa orang kembali penasaran, si abang cuma tersenyum. Membiarkan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar hilang terbawa angin.

Ruang Kelas

Ruang Belajar untuk kita semua

Wordsmith! | Hidup dari Menulis

Wordsmith! | Hidup dari Menulis

BOOKISH STORY

A BOOK BLOG BY TIARA ORLANDA

tomspice

The Movie Reviewer From Indonesia

Exclusive Ndue

Ocehan, Celoteh, Dan Kicauan Ndue

kirakiragitu

iseng saja, bolehkan?

~Ra

cerita berlagu, lagu bercerita

Pursuing My Dreams

Emak Benjamin Berkebun | Memasak | Cerita dari Jerman

plukz.on.wordpress

not blue and fluffy, also not cute

Siopilos

The Blog Full of GaJe

.:My Silent Scream:.

can you hear it ?

Keep Smiling! Babe

C'est La Vie

Cahaya Bintang

Jika setiap hati adalah cahaya, maka sinarilah setiap tempat dengan hatimu...

Nesiaweek

BLOG OF A NAKED MIND

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.